Ada tiga jenis sebutan untuk obat yang beredar di pasar yaitu obat paten, generik, dan juga obat bermerek. Apa perbedaan yang ada di antara ketiga obat tersebut?
Dijelaskan oleh Farmakolog dari Universitas Indonesia dr Instiaty, PhD, SpFK, bahwa perbedaan antara obat paten, generik, dan bermerek tersebut adalah pada tahap proses produksi. Dalam hal ini obat paten adalah obat yang orisinal dan ia diproduksi oleh perusahaan yang menemukannya.
"Bagaimana suatu obat ditemukan prosesnya sangat lama bisa sampai 10 sampai 15 tahun dan memerlukan uang yang sangat banyak dengan melalui berbagai tahap uji klinis," kata dr Instiaty pada acara company visit Bayer di Cimanggis, Depok
"Perusahaan farmasi yang bisa menemukan obat tersebut sampai bisa dipasarkan punya privilage hak paten untuk memonopoli selama jangka waktu tertentu. Ini adalah salah satu alasan mengapa obat paten mahal, karena perusahaan yang membuatnya itu perlu biaya besar," lanjutnya lagi.
Tentu pemerintah menginginkan agar semua masyarakat bisa memiliki akses terhadap obat-obat tersebut. Oleh karena itu ketika masa paten habis maka perusahaan farmasi lokal dapat membuat obat serupa dengan zat aktif yang sama.
"Perusahaan yang membuat obat orisinal pasti tak mau membeberkan resepnya, jadi dibuat obat dengan zat aktif sama tapi zat pembawanya berbeda. Tentu akan ada uji lagi untuk obat ini," ujar dr Instiaty.
Nah obat serupa atau obat kopi inilah yang menjadi obat generik atau bermerek. Obat generik adalah obat kopi yang diberi nama sesuai zat aktifnya sementara obat bermerek adalah obat kopi yang diberi nama sesuai keinginan produsen.
Obat generik dan bermerek yang telah dipasarkan harus sudah melalui standar uji mutu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Uji mutu ini untuk menjamin efektivitasnya sama seperti obat orisinal.