Selamat Datang Di Cara Dan Belajar Hidup Sehat

Pakai Smartphone Berlebihan, Seseorang Bisa Jadi Lebih Mudah Depresi


Jakarta, Penggunaan berbagai gadget termasuk smartphone memang tak bisa dihindarkan. Meskipun, berlebihan memakai smartphone bisa saja membuat seseorang justru merasa lebih tertekan.


Peneliti di Northwestern University baru-baru ini menemukan bahwa depresi yang dialami seseorang bisa dideteksi dari penggunaan smartphone. Bahkan, peneliti berhasil mengidentifikasi gejala depresi dengan akurasi sampai 87% hanya melalui data penggunaan ponsel.

"Penggunaan data smartphone bisa menjadi indikator yang lebih baik daripada penilaian orang tersebut terhadap dirinya ketika dicurigai yang bersangkutan mengalami gejala depresi," kata salah satu peneliti dalam laporannya di Journal of Medical Internet Research dan dikutip dari Prevention.

Untuk studi ini, peneliti melacak kebiasaan menggunakan smartphone 28 orang berusia 19-58 tahun selama 2 minggu. GPS juga digunakan untuk memantau lokasi peserta ditambah aplikasi Purple Robot buatan Northwestern University untuk melacak penggunaan data telepon.

Para peneliti mencatat apa rutinitas normal peserta selama 24 jam, seberapa sering mereka bergerak di antar lokasi dan melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, serta seberapa sering mereka menggunakan smartphonenya. Mereka juga diminta mengisi survei tentang gejala depresi yang dialami. Hasil studi menemukan bahwa orang dengan gejala depresi diketahui lebih jarang menghabiskan waktu untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain.


"Semakin banyak waktu yang dihabiskan peserta untuk menggunakan smartphone juga berbanding lurus dengan makin tingginya kadar tekanan yang dialami seseorang serta gejala depresi yang ia alami. Banyaknya penggunaan smartphone baik dari segi durasi maupun frekuensi," imbuh peneliti.

Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut karena dalam studi ini peneliti belum memastikan apa yang membuat penggunaan smartphone berbanding lurus dengan gejala depresi yang dialami. Namun, peneliti yakin bahwa hal ini berkaitan erat dengan aktivitas mengecek email pekerjaan, melihat kondisi orang lain di sosial media, serta aktivitas mengirim pesan yang juga berpotensi menimbulkan stres.

Related Posts:

Sumber : Detik.com | Suara.com | Merdeka.com | Kompas.com | Sindonews.com | Sooperboy.com | Liputan6.com | Viva.co.id | Doktersehat.com