Selamat Datang Di Cara Dan Belajar Hidup Sehat

Studi Ini Sebut Rokok Elektrik Juga Bisa Bikin Orang Kecanduan Merokok


Washington DC, Awalnya rokok elektrik diperkenalkan sebagai alat alternatif untuk membuat perokok aktif berhenti merokok. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa rokok eletrik pun mengandung zat-zat adiktif seperti rokok tembakau, yang mana bisa membuat perokok kecanduan.


Seperti dikutip dari CBS, rokok elektrik pada kenyataannya tidak membakar tembakau, melainkan menguapkan cairan yang mengandung nikotin dan zat lainnya. Dari tiga jenis nikotin, peneliti berusaha menginvestigasi jenis mana yang digunakan dalam rokok elektrik. Diamati pula seberapa besar tingkat ketagihan yang akan didapatkan pengguna.

Peneliti Najat Saliba dari American University of Beirut dan timnya menguji sampel komersial dari cairan yang dibuat untuk rokok elektrik. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Chemical Society's journal Chemical Research in Toxicology, menemukan bahwa 'free-base' jenis nikotin yang digunakan pada rokok elektronik.

Nikotin jenis ini diyakini sebagai salah satu nikotin yang diserap oleh tubuh, sehingga termasuk yang paling adiktif. Para peneliti juga mengungkapkan bahwa komposisi nikotin bervariasi dan kadang tidak sesuai dengan label komposisi kandungan.

"Produk dengan nikotin yang sangat rendah mungkin tidak akan menggantikan rokok tembakau. Di sisi lain, produk dengan nikotin yang sangat tinggi, justru akan membuat pengguna ketagihan," ujar Najat.


Dr. Daniel Neides, direktur medis dari the Cleveland Clinic Wellness Institute menyatakan bahwa penemuan ini memberikan informasi penting mengenai rokok elektrik. Ia juga berpendapat bahwa perusahaan harusnya bersikap bijaksana untuk melampirkan label produk, sehingga konsumen tahu seberapa banyak nikotin yang akan mereka dapatkan.

Data terbaru dari the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa penggunaan rokok elektrik di kalangan siswa SMP dan SMA Di Amerika meningkat tiga kali lipat dari 2013 ke 2014, sebesar 2,5 juta.

"Kami ingin orang tua menyadari bahwa nikotin berbahaya bagi anak-anak pada usia berapa pun, entah itu rokok elektrik, rokok tembakau atau cerutu," kata Direktur CDC, Dr. Tom Frieden.

Dr. Tom menambahkan bahwa masa remaja adalah masa kritis bagi perkembangan otak. Kontaminasi nikotin di usia muda dapat membahayakan perkembangan otak, menyebabkan kecanduan, dan memungkinkan penggunaan tembakau secara berkelanjutan.



Baca juga artikel yang lainnya
CARA DAN BELAJAR HIDUP SEHAT

Related Posts:

Sumber : Detik.com | Suara.com | Merdeka.com | Kompas.com | Sindonews.com | Sooperboy.com | Liputan6.com | Viva.co.id | Doktersehat.com